TEMU
BERSAMA
MISDINAR
PAROKI
PETUGAS
MISDINAR PEKAN SUCI PAROKI SANTA GEMMA GALGANI
KETAPANG, 11
APRIL 2015
Kebersamaan memang harus tetap
dipelihara dan senantiasa dilakukan dengan persatuan dan kerelaan hati. Kami
para Misdinar Paroki Santa Gemma Galgani Ketapang, Kalimantan Barat. Beberapa
waktu yang lalu mengadakan kegiatan setelah bertugas dalam pekan suci; mulai
dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah, dan juga Paskah Pagi.
Misdinar Paroki kami terbagi dalam
beberapa kelompok misdinar, yakni:
1. MISDINAR
SANTA MONICA
2. MISDINAR SANTO YOSEF
3. MISDINAR SANTO ALBERTUS
4. MISDINAR SANTO AUGUSTINUS
5.
MISDINAR
SANTO ALOYSIUS
Kesan-kesan menjadi
Misdinar Paroki:
Misdinar itu
memang utama banget karena tanpa misdinar dalam sebuah misa juga kelihatan
aneh. Maka hendaknya dalam misa hendaknya harus tetap ada misdinar, seperti
yang sudah terjadwalkan oleh pembina kita. Sebagai misdinar, saya bangga bisa
melayani umat paroki kita. Namun saya berfikir dari apa yang sudah saya berikan
ternyata masih banyak kekurangan yang saya lakukan khususnya sebagai Ketua
Misdinar. Saya belum mengorganisasi misdinar dengan baik, maka harapan saya,
siapapun nantinya yang akan menjadi Ketua Misdinar Paroki hendaknya dapat
melihat pengamlaman-pengalaman sebelumnya agar Misdinar Paroki menjadi lebih
baik dari yang sebelumnya.
Sederhana saja, bahwa
menjadi anggota misdinar dan juga sekretaris misdinar saya sangat bangga
sekali. Hal ini menjadikan saya belajar banyak dalam melayani umat dan belajar
berorganisasi, lebih dari itu dapat mengenal teman-teman dengan lebih baik. Di
sana terasa sekali kebersamaannya ketika kita sedang latihan gabungan untuk
tugas misa-misa besar, capek sama-sama, haus sama-sama, dimarahi pembina juga
sama-sama. Jadi dengan keadaan yang seperti itulah yang selalu menguatkan saya
untuk tetap bersedia melayani umat kita.
3.
Bang Frans (Koordinator Liturgi Asrama St. Aloysius)
Saya hampir sama
dengan Regina, hanya saya mau menambahkan dengan mengikuti kegiatan Misdinar
baik untuk tugas misa harian, mingguan, dan juga misa-misa besar telah
menjadikan saya menjadi lebih dewasa dan bermanfaat, paling tidak minimal untuk
diri sendiri dan harapannya juga untuk orang lain. Kadang saya berfikir bahwa
dalam organisasi misdinar paroki kita dapat mengenal antara teman yang satu
dengan yang lainnya secara lebih dekat, baik teman sejenis maupun yang lawan
jenis, katakan saja PDKT.
Betul kan
Okta?????
Okta itu baik,
cantik lagi. Benar kan teman-teman????
Eh... kok jadi
ngelantur to iki...
Ya udah itu saja
dari saya, selamat malam dan selamat berpisah!
Kebersamaan begitu terasa ketika kami
berkumpul waktu itu, karena tidak kita sadari juga bahwa itu merupakan
perpisahan dengan teman-teman kami yang merupakan siswa kelas XII SMA dan juga
kelas IX SMP meskipun ujian SMP belum terselenggara. Karena setelah pesta malam
itu, ada dari kami yang paginya harus pergi untuk pulang kampung sebelum
melanjutkan sekolah lanjutan.
Kami selalu berharap bahwa nantinya ada
lagi penerus-penerus kakak-kakak kami yang telah pergi untuk mencapai masa
depan mereka.
Pembina Misdinar
yang mendampingi kegiatan tersebut adalah:
1.
Bruder
Romanus, FIC
Hidup melayani
itu memang tidak enak, semuanya serba harus berjuang dan tidak ada upahnya.
Begitu juga sebagai anggota misdinar harus mampu dan bersedia untuk latihan
setiap waktu, kadang sepulang sekolah, sore hari yang waktunya sedang tidur
siang, kadang juga malam. Itulah perjuangan kita untuk gereja, akan tetapi
hal-hal yang berat itu akan menjadi ringan apabila dilakukan dengan:
a.
Tulus
ikhlas untuk melakukannya
b.
Dilakukan
dengan senang hati dan gembira
c.
Adanya
dukungan dari diri sendiri untuk menyerahkan diri bagi gereja
d.
Adanya
dukungan secara penuh dari orang tua
e.
Bersemangat
selalu saat latihan maupun bertugas
2.
Bapak
Frans Boy
Melayani umat
harus dengan kebersamaan dan keteladanan. Simple saja ketika berlatih hendaknya
ada kekompakan baik waktu dan personel, contohnya ada latihan pukul 15:00 WIB
jumlah misdinar seharusnya 13 orang, akan tetapi yang datang pada waktu
tersebut baru 6 personel. Nah ini namanya belum kompak, maka kebersamaan dan
toleran waktu harus benar-benar dijaga.
4.
Bapak
Suparman
Persahabatan
juga melandasi kegiatan dalam setiap latihan dan bertugas sebagai misdinar,
apalagi saat misa besar, seperti misa inkulturasi, misa natal ataupun paskah.
Apabila kita sduah ada ketidak cocokkan pada seseorang dalam anggota misdinar,
ya tentunya akan menghambat latihan dan tugas kita. Namun demikian kita harus
sportif, artinya harus mengesampingkan masalah pribadi terlebih dahulu.
5.
Bapak
Tessa
6.
Bu
Ellen
7.
Bu
Haini
Setelah kegiatan
temu Misdinar Paroki selesai, maka kamipun bergegas untuk pulang dan kini bagi
kami yang sudah dewasa diuji kembali kebersamaan kami untuk melanjutkan
beres-beres bareng-bareng agar tempat yang kami gunakan dapat langsung bersih
kembali seperti sebelumnya.
Baiklah
teman-teman itu seputar kegiatan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar