Jumat, 30 Mei 2014

ZIARAH AKBAR MISDINAR PAROKI

ZIARAH AKBAR MISDINAR PAROKI SANTA GEMMA GALGANI
MANJAU, 27 MEI 2014
Kegiatan ini diprakarsai oleh Pembina Misdinar

Koordinator Kegiatan Ziarah di Gua Maria dan Rekoleksi Singkat

Bapak F.X. Jayadi
Tema Kegiatan 
Pendamping Yang Ikut Dalam Kegiatan Ziarah ini:
Bapak Fransiskus Mboy
Bapak Suparman
Bapak Benedictus Aji S
Br. Jupiter Elwin Zagoto, FIC
Ibu Maria Herlina
Ibu Haini
Berangkat dari Kota Ketapang Pukul 07:00 WIB
Tiba di Gua Maria Manjau Pukul 09:30 WIB

Rekoleksi singkat ini diawali:

Ibadat Pembukaan 
Br. Jupiter Elwin Zagoto, FIC

Beliau menegaskan tentang bagaimana menjadi Pelayan gereja yang tulus dan ikhlas.Dalam Penyampaiannya Bruder juga memberikan suasana santai sambil menyanyikan lagu:
"Kalau Kau Suka Hati"
Sambil menyanyikan ini merekapun juga sambil bertepuk, sebagai rasa dan ungkapan kebahagiaan bersama.

Acara berikutnya gerak dan lagu
Benedictus Aji Subekti
Gerak dan lagu
 " MUSIC SENAM DAN DISCO"
dan
I WANT TO BE WITH YOU
Lagu ini menggambarkan tentang kebersamaan, karena 
"Di mana ada kasih, di situ ada cinta dan di mana ada cinta, maka di situlah ada Tuhan"

dalam bahasa Inggris:
 Where there is faith, there is love, where there is love there is God


Rangkai Gambar:
Merupakan bentuk kebersamaan dalam menghadapi masalah yang ada dan didiskusikan


Pesan dalam Permainan ini adalah:
Selalulah bersama demi kebersamaan untuk melayani sesama sehingga Anggota Misdinar Paroki akan tetap solid dan Jaya dalam segala hal.



Bagaimana kita melayani gereja dengan hati yang ikhlas, jujur, tulus dan dengan penuh Pelayanan 
Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus
Waktu makan siangpun tiba pada pukul 12:00 WIB tepat, maka:
Kamipun makan siang bersama:





Semua Misdinar Paroki terlibat dalam kegiatan Ziarah ini
Akhirnya kegiatan Ziarah ditutup dengan Misa Syukur dan Berkat
Pastor Sutadi, Pr.

Pesan yang disampaikan:
agar anggota misdinar jangan takut dan ragu dalam melayani sesama
Tuhan itu pemurah, maka bersukalah jika bisa melayani sesama dalam Ekaristi
Kami mengikuti misa juga dalam keadaan hujan, jadi ya ada rasa haru, senang, sedih, semua rasa bercampur jadi satu.
Tapi,
Kami semua tetap bangga dan bahagia bisa bersama-sama.
Inilah Ungkapan Hati Kami Anak-Anak 
Yang memerlukan pendampingan dan dukungan. Amin.
BYE



Rabu, 21 Mei 2014

PRESTASI MISDINAR PAROKI

PERAN SERTA MISDINAR PAROKI 
DALAM 
PERINGATAN PELINDUNG GEREJA KATHEDRAL
SANTA GEMMA GALGANI

CABANG OLAH RAGA VOLLEY BALL:
1. PUTRI 
    Pertandingan volley putri, setelah menyisihkan 2 team yang bertanding, yang diikuti oleh seluruh lingkungan Paroki Santa Gemma Galgani Ketapang, akhirnya Team Putri masuk semi final dan mendapatkan juara ketiga.
    Pertandingan volley putri:
   Juara I   : Lingkungan Bartolomeus
   Juara II  : Asrama BK
   Juara III : Misdinar Paroki
   
   Para Pemain Misdinar Paroki, adalah:
    
   Maria Goreti Wati     
   Rani
   Carolina Deti N
   Mellyn
   Anu
   Veronika Dini
   dan yang lainya, yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Karena kekompakkan dan kerja sama yang
   baik akhirnya merekapun mendapatkan hasil. walaupun belum maksimal. Tetapi itu sudah merupakan
   prestasi yang patut dihargai dan dibanggakan.
   
   Dari kegiatan tersebut, Akhirnya kita mendapatkan Piala dan Uang Pembinaan.

2. Pertandingan Menyumpit (Menulup)

   Dalam perlombaan ini Misdinar Paroki mengirimkan 2 personel, yaitu:
  
   1. Celline Millenia 
       Sebagai Juara Pertama
   
    2. Mellyn Tantiana
        Sebagai Juara Ketiga

     

EKARISTI PERINGATAN 52 TAHUN GEREJA KATHEDRAL KETAPANG

EKARISTI KUDUS PERINGATAN 52 TAHUN
GEREJA KATHEDRAL SANTA GEMMA GALGANI KETAPANG
18 MEI 2014

Misa ini merupakan puncak kegiatan peringatan pelindung Gereja Kathedral Santa Gemma Galgani Ketapang.

Misa/ Ekaristi kudus dimulai pada pukul 08:00 WIB.

Ekaristi dipimpin oleh:

Mgr. Pius Riana Prapdi, Pr.

Imam Pendamping:
 Pastor Matheus Juli, Pr.

Pastor Krisantus, CP.

Paduan Suara merupakan gabungan dari Beberapa Etnis:
1. Etnis Flobamora

2. Etnis Batak

3. Etnis Dayak

4. Etnis  Jawa

Dengan adanya Ekaristi kudus yang dirayakan seperti ini, terasa menjadi nuansa berbeda. Kebersamaan dalam hidup yang beraneka ragam, baik cara hidup, status, perbedaan dan juga budaya memberikan gambaran tentang keaneka ragaman hidup yang menyatu.

Dalam Ekaristi ini, lagu-lagunya pun juga beraneka ragam berdasarkan etnis tersebut, untuk menyatukan dan menghiasi misa dari masing budaya.

Petugas Lektor;
Para Bruder dan suster

Petugas Doa
Seorang Bruder CP

Petugas Persembahan juga dari Etnis

Begitu juga untuk Putra Altar
MISDINAR PAROKI SANTA GEMMA

Mereka adalah:
Veronika Dini
(Pembawa Salib)

R. Jhorgie dan Binfillio
(Pembawa Wiruk dan Dupa)

Anggota Misdinar yang lain:
Anu, Rani, Rina, Barto, Cindy Callista, Celine Millenia, Gregorius Tigor, Heronimus Rigo dan Echa serta Iche.

Dalam Khotbahnya, 
Bapa Uskup menyampaikan tentang arti kehidupan yang sebenarnya.
Manusia diciptakan dengan keadaan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik beda kulit, budaya, adat istiadat. Akan tetapi justru dengan keaneka ragaman itu kita sebagai manusia yang bijak dapat mengerti arti perbedaan itu dan dapat menyatukan perbedaan itu dengan kerukunan dan kebersamaan.

Maka perbedaan bukan merupakan suatu halangan untuk tetap menyatukan kehidupan, yang paling penting bagi kita adalah menyadari bahwa kita hidup tidak sendiri dan kitapun akan selalu membutuhkan orang lain. Jadi, Kita harus tetap menghargai dan menghormati orang lain sebagai relasi hidup yang mengisi perbedaan kita sehingga antara individu yang satu dengan yang lainnya akan semakin mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru.

Pada akhir misa, 
Satu hal yang membuat kami semua bangga terhadap saudara kami;

Bapak Fransiskus Mboy 

Beliau mendapatkan suatu penghargaan langsung dari Roma, yang berupa 

Piagam Penghargaan 

dari Paus Fransiskus, sebagai bentuk ucapan terima kasih secercah doa baginya karena telah bertahun-tahun mengabdi di Gereja Santa Gemma Galgani Ketapang, semenjak beliau sebagai seorang koster dan kini juga sebagai pelatih misdinar di Paroki Kathedral Santa Gemma Galgani Ketapang.

 

Minggu, 18 Mei 2014

KOMPETISI OLAH RAGA SANTA GEMMA GALGANI

KOMPETISI OLAH RAGA
PAROKI SANTA GEMMA GALGANI KETAPANG
RABU, 07 MEI 2014
By : Benny

    Peringatan Pelindung Gereja Paroki Kathedral Santa Gemma Galgani telah tiba. Untuk menyemarakkan kegiatan tersebut, panitia di bidang olah raga mengadakan beberapa kegiatan perlombaan.

Macam-macam perlombaan tersebut adalah:
1. Cabang Olah Raga Volley Ball
    Perlombaan ini dilaksanakan mulai pada tanggal 7 Mei 2014 pada Rabu sore. Berakhir pada tanggal          16 Mei 2014, pada sore hari.


2. Cabang Bulu Tangkis (Badminton) 
    Perlombaan tersebut dimulai pada hari Senin, 12 Mei 2014 pada Senin sore pukul 15:00 WIB.
    Kegiatan ini berakhir pada hari Jumat, 16 Mei 2014.

3. Cabang Tennis Meja (Pingpong)
    Perlombaan tersebut dimulai pada hari Senin, 12 Mei 2014 pada sore hari pukul 15:00 WIB.
    Berakhir pada hari Kamis, 15 Mei 2014 pagi dan sore hari.

4. Lomba Lari Sarung, yaitu lomba lari dengan mengenakan sarung.
    Waktunya adalah hari Kamis, 15 Mei 2014 pagi dan sore dilanjutkan hari berikutnya pada sore hari 
    pukul 15:00 WIB.

5. Lomba Lari Karung
    Lomba lari dengan mengenakan karung di bagian kaki sehingga cukup sulit untuk bergerak.

6. Lomba Bola Dangdut
    Bermain bola dengan diiringi lagu dangdut.

7. Lomba Menyumpit
    Lomba membidik sesuatu dengan sumpit, istilah jawa "menulup".
    Jarak bidiknya adalah sekitar 10 meter.

8. Lomba Tarik Tambang
    Lomba ini juga dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2014


Lomba-lomba tersebut sangat mengasyikkan karena disamping mereka saling berkompetisi, tetapi juga ada yang membuat tertawa karena lucunya.

Kegiatan ini diprakarsai oleh panitia lomba, dalam hal ini koordinator Olah Raga adalah Bapak Suparman. 

Perlombaan tersebut bejalan dengan lancar tanpa ada kendala dan umatpun merasa terhibur dengan berbagai kegiatan tersebut.

Disamping itu, umat paroki Santa Gemma Galgani akan menjadi lebih kenal antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
Apabila yang semula belum akrab akan semakin lebih akrab dan dekat.
Kegiatan perlombaan semakin dimeriahkan dengan adanya:
1. BAZAAR MAKANAN DAN MINUMAN
    Mulai Jumat, 16 Mei 2014 s/d 18 Mei 2014.

2. PENTAS SENI BERSAMA
    Mulai Hari Jumat, 16 Mei 2014 s/d 18 Mei 2014.

3. Puncak Acara adalah hari Minggu, 18 Mei 2014, dengan Agenda:
    a. Misa Syukur Peringatan Keuskupan ke 52 dan Pesta Pelindung Paroki Santa Gemma
        Misa Syukur dipimpin oleh Bapa Uskup, Mgr. Riana Prapdi, Pr.
        Didampingi oleh Imam Konselebran, Pastor Matheus Juli, Pr; Pastor Krisantus, CP
    
    b. Pentas Seni Penutupan dari berbagai seni
        Adat Dayak, Tarian Papua, Modern Dance, Vocal Group dan yang lainnya.


Minggu, 04 Mei 2014

SEJARAH SANTA GEMMA GALGANI



Santa Gemma Galgani, Perawan
By : Benny


Gemma Galgani lahir di Camigliano, Tuscany, Italia pada tanggal 12 Maret 1878. Ketika berumur dua tahun, Gemma kecil tinggal di rumah seorang sanaknya karena beberapa anggota keluarganya, terutama ayah dan ibunya penderita penyakit TBC Sinkron. Hal ini ditempuh dengan maksud agar Gemma tidak terjangkiti penyakit ganas itu. Di sana ia bertumbuh besar dengan baik.
Pada umur sembilan tahun, ia menerima komuni pertama. Semenjak itu ia bertekad menempa dirinya menjadi orang yang rajin berdoa. Ia tampak sederhana dalam berpakaian namun menyimpan dalam hatinya suatu kesucian hidup yang luar biasa. Pada suatu ketika tatkala sedang berdoa di gereja untuk ayah dan ibunya yang sedang sakit, tiba-tiba ia mendengar suatu suara ajaib:
“Gemma, bolehkah ibumu Kuambil?”
Tanpa banyak berpikir, Gemma menyahut suara itu:
“Ya, boleh Tuhan! Tetapi saya juga turut”.
 “Tidak! Kali ini hanya ibumu.
Kelak, Gemma boleh juga turut ke surga!” balas suara itu.

Ketika Gemma berumur 20 tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia ditinggalkan ayahnya dalam keadaan miskin dan melarat. Dalam keadaan itu, sebagai anak perempuan tertua, ia harus mengurus adik-adiknya.
Betapa berat beban yang ditinggalkan orang-tuanya. Sementara itu penyakit TBC yang ganas itu mulai perlahan-lahan menyerangnya juga.
Penyakit inilah yang menjadi penghalang terbesar baginya dalam melaksanakan tugas sehari-hari, terutama dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang:
Suster Passionis.
Permohonannya untuk menjadi suster Passionis ditolak karena penyakit yang dideritanya itu.
Tetapi ia tidak putus asa.
Ia percaya bahwa penyakit itu bisa disembuhkan. Untuk itu ia berdoa untuk memohon kesembuhan. Ia melakukan novena kepada Santo Gabriel Porssenti (1838-1862), seorang imam Passionis, yang menjadi tokoh pujaannya. Tuhan ternyata mengabulkan permohonan Gemma dengan memberikan penyembuhan ajaib kepadanya. Meskipun demikian, kesehatannya tidak pulih seluruhnya, sehingga cita-citanya untuk menjadi suster passionis tetap tidak terwujudkan. Oleh karena itu, ia bertekad untuk menghayati hidup baktinya kepada Tuhan di rumah seorang wanita Katolik, tempat ia bekerja sebegai pembantu rumah tangga. Dalam cara hidup demikian, Gemma ternyata bisa mengalami suatu kedekatan yang mendalam dengan Tuhan. Ia mengalami banyak peristiwa ilahi dalam hidupnya, dan dikaruniai kelima luka Yesus (stigmata) pada kaki, tangan, dan lambungnya, serta luka-luka pada kepala Yesus karena tusukan mahkota duri. Selain mengalami penderitaan badani, Gemma juga mengalami penderitaan batin yang hebat karena celaan orang-orang sekitar terhadap cara hidupnya.

Gemma sadar bahwa ia mendapat tempat istimewa dalam hati Tuhan.
Namun ia tetap rendah hati dan menganggap dirinya lebih rendah daripada orang-orang lain di hadapan Tuhan.
 Akhirnya, sebagaimana pernah didengarnya sendiri dari suara ajaib itu, Gemma dipanggil menghadap Tuhan pada tanggal 11 April 1903 di Lucca, Tuscany, Italia. Dikemudian hari oleh Paus Pius XII (1939-1963) Gemma dinyatakan ‘Kudus’ pada tanggal 2 Mei 1940, gelar Kudus ini diberikan kepada Gemma bukan karena pengalaman rohaninya yang luar biasa, melainkan karena kesucian hidup dan kerendahan hatinya baik di hadapan sesamanya maupun di hadapan Tuhan.