CALCUTA INDIA
Saudara-saudaraku yang terkasih,
Lihatlah betapa Agung kasih Tuhan melalui orang-orang yang telah memberikan harapan baik.
Tidak hanya untuk keluarga, pribadi, akan tetapi malah justru hidupnya diserahkan benar-benar bagi keselamatan dan kedamaian orang lain, seperti Mother Theresa.
Ingatkah tentang Mother Theresa?
Siapakah Beliau?
Penasaran kan!!!!
Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada tahun 1910
di Skopje, sekarang ibukota Republik Makedonia. Keluarganya beretnis
Albania, penganut Katolik.
Di awal usia 12 tahun, Agnes memutuskan
masuk biara di India. Pada usia 19 tahun, dia bergabung dengan Ordo
Iris dari Loreto. Di sini Agnes belajar bahasa Inggris. Dan ia kemudian
dikirim bertugas ke India tahun 1929.
Agnes memberi nama dirinya
sebagai Bunda Teresa, terinspirasi dari biarawati suci Theresa dari
Lisieux, saat ia memulai mengajar di satu sekolah di Darjeeling, kota
yang berada di kaki pegunungan Himalaya.
Di tengah perseteruan komunal sehubungan cengkeraman penjajahan
Inggris di India tahun 1946, ia mendengar "panggilan" untuk membantu
para orang miskin dan papa yang hidup di antara mereka.
Setelah
10 tahun membantu orang-orang melarat di tempat-tempat kumuh di
Kalkuta, India, di antaranya 100 ribu orang tunawisma, Bunda Teresa
kemudian membuka rumah sakit di lahan milik kuil Hindu di Kalighat.
Setelah itu, ia melanjutkan dengan membangun rumah untuk anak-anak yang
dibuang dari keluarganya dan penderita lepra.
Bunda Teresa
berkarya di seluruh India dan sejak itu namanya mulai dikenal. Seorang
jurnalis penganut agnostik Malcom Muggeridge membuat film tentang
kepedulian Bunda Teresa tahun 1970. Film itu menarik perhatian dunia
Barat.
"Kata-kata tidak mampu menyatakan tentang betapa saya berterimakasih padanya," kata Muggerige yang kemudian mengimani Katolik.
Bunda
Teresa merupakan pendukung kehidupan. Ia tegas menolak aborsi dan
kontrasepsi. Ia menegaskan di hadapan satu konferensi di Oxford tahun
1988 bahwa perempuan yang mendukung aborsi atau kontrasepsi tidak pantas
mengadopsi anak. "Perempuan seperti itu tidak memiliki cinta kasih,"
tegas Bunda Teresa.
Bunda Teresa mendirikan kongreasinya sendiri
yang diberi nama Missionaris Cinta Kasih pada 7 Oktober 1950.Kongresasi
ini bertumbuh dengan jumlah biarawati mencapai 4.000 orang di 123
negara. Mereka melayani orang-orang melarat dan sekarat di
pemukiman-pemukiman kumuh di 160 kota di dunia.
Tahun 1979, Bunda
Teresa dianugerahi Nobel Perdamaian. Saat penganugerahan itu ia meminta
perayaan makan malam mewah dibatalkan dan memohon diberikan kepada
orang-orang melarat di Kalkuta.
Pada 5 September 1997, Bunda
Teresa meninggal setelah menderita serangan jantung. Pemerintah India
mengadakan upacara khusus pemakamannya. Makam Bunda Teresa berada di
dalam kompleks Missionaris Cinta Kasih dan menjadi salah satu tempat
peziarahan bagi semua agama dan kepercayaan.
Lima tahun setelah
kematian Bunda Teresa, Paus Yohanes Paulus II mendeklarasikan dimulainya
proses penganugerahan orang suci kepada Bunda Teresa.
Bukan
tanpa kritik perjalanan Bunda Teresa. Seorang feminis terkenal Germaine
Greer menjuluki Bunda Teresa sebagai feminis imperialis. Penulis
Christopher Hitchens mengkritik Bunda Teresa karena berteman dengan
beberapa diktator seperti Duvaliers dari Haiti dan Enver Hoxha dari
Albania.
Namun Bunda Teresa teguh dengan pendiriannya bahwa siapa
saja yang menawarkan cintakasih kepada orang-orang melarat harus
diterima tanpa memperhatikan hal itu.
Bunda Teresa meninggalkan
sebuah catatan tentang keyakinan imannya, harapan, dan cintakasihnya
yang luar biasa yang diberi judul "Come be My Light."
Bunda
Teresa yang hanya memiliki dua helai pakaian sari selama hidupnya
merupakan simbol cinta kasih bagi siapa saja yang tidak dicintai dan tak
diinginkan. Ia disapa sebagai ibu bagi orang-orang miskin dan melarat.
Article Source:
- TEMPO.CO, Jakarta - Bunda Teresa hari ini, 4 September 2016
- https://dunia.tempo.co/read/801577/perjalanan-hidup-bunda-teresa-ibu-bagi-orang-orang-melarat
Oya teman-teman, ini adalah salah satu filosofi dan semboyan serta penguatan diri untuk semua orang tentang bagaimana kita harus berbuat.
Bila Engkau baik hati,
bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih
Tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.
Bila engkau jujur,
mungkin saja orang lain akan menipumu
Tapi bagaimanapun berbuatlah jujur
Kebaikkan yang engkau lakukan hari ini,
mungkin saja besok sudah dilupakan orang
tapi bagaimanapun, berbuat baiklah
Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu
Pada akhirnya,
engkau akan tahu bahwa ini adalah
urusan antara Engkau dan Tuhanmu
Ini bukan urusan antara engkau dan mereka
-Mother Theresa-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar