MINGGU
ADVEN
Mula-mula
Adven dimulai di Prancis, sebagai persiapan Epifani yaitu hari Penampakan Tuhan
/ Tiga raja dari timur, yakni pada tanggal 6 Januari. Adven mulai menjadi
tradisi Gereja Timur dalam mempersiapkan calon baptis untuk menjadi warga
Gereja pada malam Natal.
Pada
tahun 380-381 ada konsili di Saragoza, Spanyol menetapkan 3 pekan adven jelang
Epifani. Sedangkan konsili di Macon, Prancis menetapkan adven mulai tanggal 11
November. Lalu menyebar ke Inggris. Di Roma / Gereja Katolik baru mulai
pada abad VI sebagai persiapan untuk Natal. Pada abad ke-7, oleh Paus Gregorius
Agung, adven dimulai dengan 4 minggu sebelum hari Natal. Pada abad 9, baru
pertama kali dalam Gereja Katolik, adven sebagai pembukaan tahun Liturgi
Gereja.
Korona
atau Lingkaran Adven, mula-mula dimulai di bangsa Skandinavia (Swedia dan
Norwegia); lingkaran itu melambangkan Tuhan itu Alpha dan Omega. Dia abadi dan
kita ambil bagian dalam rencana penyelamatan Allah. Dari rumput hijau dan
segar seperti daun Pinus dan Cemara, sebab tidak mudah rontok pada musim gugur
dan juga pada musim dingin. Melambangkan Kristus yang memberi hidup
baru. Makna 3 Lilin Ungu dan 1 Pink yaitu Lilin terang itu melambangkan
Kristus yang menerangi kegelapan hidup & menunjuk jalan kepada keselamatan.
Lilin Ungu Adven 1 (satu) lambang Harapan , Lilin Adven 2 (dua) lambang Cinta,
dan lilin ungu Adven 4 (empat) adalah lambang Damai (Laetare). Sedangkan untuk
Lilin Adven 3 (tiga) yaitu berwarna Pink sebagai lambang Sukacita
(Gaudete).
Lilin itu
dinyalakan satu persatu setiap minggu yang menandakan persiapan yang makin dekat
dan makin sungguh. Perjalanan hidup yang makin dekat kepada Tuhan.
Kita akan membahas tentang
arti kata “GAUDETE” dan makna dari
masa “ADVEN 3” tersebut secara rinci.
Mari kita simak
ulasan berikut!
Masa ADVEN 3 atau
Minggu GAUDETE (Misa Pingky)
Syalom aleikhem.
Menurut
liturgi Gereja Katolik Roma, dalam lingkaran Adven ada istilah Minggu Gaudete,
yaitu Minggu Adven III. Warna liturgi lazimnya ungu. Sebenarnya, ada warna lain
yang menjadi tradisi liturgi Gereja pada Minggu Adven III, yaitu merah muda
(pink rose).
Namun,
tradisi ini sudah mulai pudar, padahal bagus jika kita mau memahami maknanya.
Ungu sudah tak ungu lagi, sudah jadi pink, lebih tepat kita sebut sebagai warna
merah muda karena kegembiraan benar-benar lebih terasa. Warna ikut suasana yang
cocok dengan Introitus (Antifon Pembuka) hari tersebut yang diawali kata “bersukacitalah”;
Latinnya “gaudete”.
Minggu Adven III disebut Minggu Gaudete, Minggu Sukacita. Bacaan-bacaan ayat
suci menggemakan sukacita.
Pada
Minggu Adven III, para Klerus (Uskup, Imam dan Diakon) dapat mengenakan busana
liturgi berwarna pink. Apakah ini keharusan? Bukan. Warna ungu seperti umumnya
bisa dipakai. Kalau nanti ada Imam memakai busana liturgi ungu, itu benar.
Kalau ada yang pakai pink, benar juga.
Penggunaan
warna pink dalam liturgi memang tidak wajib (lagi), sifatnya opsional. Meski
tak wajib, bagus ‘kan melestarikan tradisi “asyik” Gereja Katolik. By the way,
warna pink – ketimbang ungu – tampak lebih klop dengan sebutan “Minggu
Sukacita” atau gembira. Cerah.
Apakah
umat boleh ikut menyemarakkan suasana dengan mengenakan pakaian warna pink?
Boleh, sangat boleh. Warna liturgi memang hanya mengikat Klerus, namun umat tak
dilarang memakai warna yang senada. Hal ini sama ketika Gereja sedang
memperingati hari “Malam Perjamuan Terakhir”, pakaian serba putih secara
liturgi, dan umatpun juga ikut menyemarakkan peringatan tersebut dengan berpakaian
putih-putih.
Sumber :
2. KatKit (Katekese Sedikit) No. 181-A
Rev. D. Y.
Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar